Siang hari, saat penulis tengah duduk dianak tangga belakang rumah sambil memandangi ikan – ikan yang seolah – olah juga tengah menatap kearahku..he..he. Sayup – sayup terdengar suara orang dibalik dinding. Tergelitik perasaan penasaran mendengar suara – suara dibalik dinding yang semakin seru maka penulis-pun beranjak menapaki anak tangga menuju lantai dua.
Tampak tiga orang pria berbadan tegap tengah beristirahat dibawah atap tendon air. Yup, kebetulan rumah penulis bersebelahan dengan Taman Candra Wilwatikta. Ohhhhh, rupanya ketiga pria tersebut tengah ditugasi untuk membersihkan rumput dan ilalang yang ada dihalaman belakang, tepatnya dibalik dinding rumah penulis.
Agar dapat menangkap isi pembicaraan dengan jelas maka penulis merapatkan pendengaran menempel didinding..hi..hi..( bakat menguping dan mengintip nih ...). “ Pokoknya gini aja cak ( sebutan akrab untuk pria bahasa suroboyo-an )…pria berbadan tegap berkaos kuning membuka pembicaraannya…Kalau gak ada bayarannya saya gak bakal mau mencoblos calon kades itu…" lanjut pria yang mengenakan kaos kuning tersebut. Sementara kedua temannya terlihat asik mengasah sabit.
“ Didesa sebelah sana ( sambil menunjuk ), para calon kepala desa selalu memberi amplop kepada warga yang datang kerumahnya sambil diberi makan dan minum..jumlahnya sih gak banyak tetapi bila setiap rumah calon kades didatangi berapa banyak amplop ( plus isinya donk..^_^ ) yang bisa dibawa pulang….” Kata pria berkaos kuning ini lagi…” he..he..provokator nih..” batinkoe..Sementara kedua temannya mulai terlihat tertarik dengan kata – kata pria tersebut.
“ Terus kita milih siapa toh kalau semua calon kita datangi..” Tanya pria berbaju biru sambil memain –mainkan ujung sabitnya..( merasakan ketajamannya kali ya..^-^ )..” yoooo, karepeeee sampeyannn…!!!” jawab pria berkaos kuning..yang artinya “ terserah kamu…”…Hmmm, ya..ya..penulis akhirnya dapat menangkap inti obrolan tersebut.
Yup, kebetulan beberapa minggu lagi didesa kami akan diadakan pemilihan Kepala Desa..tetapi kok ada segelintir orang yang mengharapkan imbalan ya atas hak pilihnya itu. Bukankah bila desa tersebut berada dibawah kepemimpinan KADES yang dapat memajukan desanya berarti warga juga dapat menikmatinya..iya toh..???
Bahkan para calon Kades bisa saja mengeluarkan uang pribadinya untuk mendanai tim suksesnya agar terpilih nantinya…wah..wah…apa jadinya bila wakil rakyat sudah menggunakan uang untuk memiliki kekuasaan dan rakyat-pun akhirnya terpola pikirannya untuk selalu memilih wakil rakyat yang dapat memberikan uang / amplop kepada warga…Duh, apa jadinya bangsa ini bila ternyata pemerintahan terkecil ditingkat desa saja sudah MONEY MINDED….please deh…
Tidak ada komentar:
Posting Komentar