Bencana Lumpur Lapindo kini hampir memasuki usia ketiga, ibaratnya seorang balita yang mulai mengenal lingkungannya dan membutuhkan teman bermain maka lumpur-pun mulai mendapatkan saudara. Yup, air yang menggenang di sepanjang jalan raya Porong hingga pintu masuk tol Porong kini belum surut juga. Hujan deras yang turun hampir setiap hari semakin menambah tinggi debit air disekitarnya.
Untuk sementara, lumpur masih dapat terkendali dengan berdirinya tanggul yang kokoh...walau masih belum terlihat tanda - tanda akan berhenti menyembur. Kini warga sekitar serta para pengguna jalan selalu dibuat was - was saat melewati jalan tersebut. Apalagi saat matahari telah tertidur di peraduannya..tergantikan dengan rintik air hujan yang diiringi dengan gelegar dan kilatan di langit..dan BLAPPPP!!!!...penerangan-pun sekejap hilang, hanya sorot lampu kendaraan bermotor yang melaju perlahan.
Sudah dua hari ini, saya selalu tercekam dengan kondisi ini..sepanjang mata memandang hanya ada genangan air dan jarak pandangan mata yang sangat terbatas karena minimnya penerangan di sekitarnya. Mobil-mobil di depan saya-pun hanya terlihat bodynya saja tanpa ban..HIH!!!!...ah, gak kebayang bila ban mobil tergelincir atau terperosok kebagian yang dalam karena tidak ada pembatas antara jalan dan sekitarnya.
Pemandangan ini-pun masih saya jumpai di pagi hari (27/2) saat akan memasuki pintu tol. Ahhh, gak kebayang deh bila lumpur dan banjir ini bermain bersama, saat ini sih mereka masih asik memilih jalannya sendiri-sendiri. Duh...pemerintah, jangan terlena dengan hal yang masih kecil... harus segera dicari solusinya..inga..inga..hanya ada dua musim di negara kita..musim kemarau dan musim hujan...jangan sampai air menggenang ini menjadi banjir dan mulai menginjak dewasa serta disebut balita (Banjir Lima Tahun)^-^
Yuk...warga, kita dukung Pemerintah dalam menangani dua bersaudara ini ya..
Ahhh, semoga...
Untuk sementara, lumpur masih dapat terkendali dengan berdirinya tanggul yang kokoh...walau masih belum terlihat tanda - tanda akan berhenti menyembur. Kini warga sekitar serta para pengguna jalan selalu dibuat was - was saat melewati jalan tersebut. Apalagi saat matahari telah tertidur di peraduannya..tergantikan dengan rintik air hujan yang diiringi dengan gelegar dan kilatan di langit..dan BLAPPPP!!!!...penerangan-pun sekejap hilang, hanya sorot lampu kendaraan bermotor yang melaju perlahan.
Sudah dua hari ini, saya selalu tercekam dengan kondisi ini..sepanjang mata memandang hanya ada genangan air dan jarak pandangan mata yang sangat terbatas karena minimnya penerangan di sekitarnya. Mobil-mobil di depan saya-pun hanya terlihat bodynya saja tanpa ban..HIH!!!!...ah, gak kebayang bila ban mobil tergelincir atau terperosok kebagian yang dalam karena tidak ada pembatas antara jalan dan sekitarnya.
Pemandangan ini-pun masih saya jumpai di pagi hari (27/2) saat akan memasuki pintu tol. Ahhh, gak kebayang deh bila lumpur dan banjir ini bermain bersama, saat ini sih mereka masih asik memilih jalannya sendiri-sendiri. Duh...pemerintah, jangan terlena dengan hal yang masih kecil... harus segera dicari solusinya..inga..inga..hanya ada dua musim di negara kita..musim kemarau dan musim hujan...jangan sampai air menggenang ini menjadi banjir dan mulai menginjak dewasa serta disebut balita (Banjir Lima Tahun)^-^
Yuk...warga, kita dukung Pemerintah dalam menangani dua bersaudara ini ya..
Ahhh, semoga...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar