Bernostalgia dengan kuliner khas anak kos..

Hari ini, selasa (4/11) merupakan hari yang diliburkan agar seluruh warga Jawa Timur dapat menggunakan hak pilihnya dalam pemilihan Gubernur Jawa Timur.
Sejak pukul 7 pagi tadi, Tempat Pemungutan Suara telah dibuka namun saya baru melangkahkan kaki menuju TPS saat waktu telah menunjukkan pukul 10 pagi. Maklum deh, kudu beres – beres dulu…hehehe..

Sementara mendung yang memayungi wajah kota Pandaan semakin bertambah tebal dan tak lama kemudian turun hujan dengan deras. Walau hanya sebentar namun hujan yang mengguyur kota pandaan cukup dapat mendinginkan suasana TPS yang riuh berdebat menjagokan “jagoan” masing – masing.

Menjelang sore, hujan mulai reda membawa suasana sejuk dan enak banget untuk berjalan – jalan sore. Dengan mengendarai sepeda motor, saya memilih jalan alternatif desa yang sepi dan melewati hamparan sawah dengan padi – padi yang menghijau. Hmmmm…segernya udara sore sehabis hujan…Tak terasa membuat perut-koe mulai bernyanyi.

AHAAA!!!, tepat didepan Masjid Cheng Hoo Pandaan terlihat penjual kuliner yang membuat-koe menerawang kemasa – masa saat masih menjadi anak kos. Hampir tiap malam saya selalu menikmati kuliner ini sebagai menu Makan Malam-koe..Yup, Tahu Tek – Tek…kuliner tersebut kini ada didepan mata.

Dengan harga Rp 4.500,- (padahal saat kuliah dulu sekitar tahun 92-an, harganya Rp 1.000 loh plus telor lagi..hehehe), akhirnya saya pun larut dalam nostalgia bersama kuliner ini. Sejak melepas status anak kos memang saya gak pernah lagi mencicipi kuliner ini..Sehingga irisan lontong, tahu, kentang, sedikit mentimun, taoge serta kerupuk terasa nikmat banget bergoyang dipermainkan lidah (olala…).

Setelah membungkus seporsi lagi, maka saya-pun melaju melanjutkan perjalanan mengitari jalan – jalan kecil desa dengan hamparan sawah yang menghijau…Ahh, serasa menjadi anak kos lagi deh..